Why Saya Terpanggil Sebagai Seorang Pendidik

 Berbicara mengenai seorang yang digugu tidak ada habisnya. Mengapa demikian? Jawabnya gampang sekali yaitu saya senang melihat ibu guru pergi ke sekolah pagi hari.  Pukul 12.00 sudah pulang dari sekolah dengan memakai sepeda dayungnya. Berpakaian rapi berselendang di atas kepala membawa tas  di bahu kanan. 

Seorang ibu guru tiap pagi lewat di depan rumah selalu menyapa ramah senyuman manis yang tak pernah terlihat wajahmurung.  Setelah beranjak besar umur 7 tahun saya masuk sekolah yang cukup jauh dari rumah.  

Enak sekali profesi menjadi guru duduk didepan mengajak siswa berdoa mau belajar Bisikku dalam hati sennng sekali menjadi guru.

 Guru adalah profesi yang mulia sebab mereka bertugas mencerdaskan kehidupan bangsa. Sayangnya belum semua orang memiliki keinginan kuat menjadi guru.  Alasan saya mau menjadi guru adalah untuk mengabdi kepada nusa dan bangsa.  Guru itu menarik untuk dijadikan pilihan. Mungkin memang ada orang yang tidak mau menjadi guru karena alasan pribadi. Ada juga alasannya karena kesejahteraan yang kurang. sangat berbeda dengan saya. Apalagi masih banyak guru honorer yang digaji tidak layak. Karena jiwa terpanggil untuk memberikan ilmu yang ditu Bagi guru honorer saat ini pemerintah telah membuka rekrutmen guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja ( PPPK ) tahap 3 agar guru honorer bisa mendapat gaji setara dengan PNS. 

Kalau mengenang kembali memori 30 tahun silam selesai diwisuda ada tawaran dari seorang teman untuk mengajar sebuah sekolah swasta. Mendengar argumen dari teman saya langsung menyetujui. Besok pagi sebelum subuh saya sudah mempersiapkan diri untuk mengajar di sekolah yang telah dijanjikan teman. Membawa buku paket  Bahasa Indonesia untuk kelas 9 tahun 1994 masih memakai kurikulum KTSP.


Kurikulum sejarah 1994 ternyata sarat pengetahuan, dianggap kurang relevan bagi Indonesia, seperti sejarah peradaban kuno di Eropa (Yunani, Romawi) dan Amerika (Inca, Maya, Aztec) serta perbandingan kebudayaan kedua benua itu.

Guru-buru mengeluh, bahan ajar terlampau banyak, waktu amat sedikit, dan dinilai tidak menarik. Tahun 1999 sejarah peradaban Amerika Latin dan perbandingannya dengan Yunani, Romawi dihilangkan.

Dalam kurikulum 1994 pembelajaran bahaasa diajaarkaan tentang struktur kebahaasaan dan 

Pada era reformasi muncul kritik terhadap sejarah resmi Orde Baru, terutama berkaitan dengan fakta yang disembunyikan. Guru dan siswa pun bingung, mengikuti informasi di buku, koran, radio, atau televisi.

Direktorat Sejarah dan Pusat Kurikulum Depdiknas bersama para pakar menyusun Kurikulum Berbasis Kompetensi, yang lalu berganti nama Kurikulum 2004.

Kurikulum 2004 bukan sekadar sejarah perjuangan angkatan bersenjata. Berbagai pemberontakan dan upaya memadamkan dilihat dari perspektif lebih luas. Jadi, PRRI/Permesta dan DII/TII tidak disebut lagi, tetapi digunakan rumusan yang lebih komprehensif. Di SMP diberikan deskripsi G30S/1965, di SMA ditampilkan aneka pendapat soal G30S dan dampak sosial politik dari peristiwa itu.

Jadi, kurikulum 2004 bidang sejarah lebih maju, obyektif, dan demokratis dari kurikulum pada masa Orde Baru. Seyogianya Mendiknas membaca 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumahku Surgaku

Pemasaran Buku

Membuat Resume Mendunia