Peran Guru dalam Merdeka Belajar
Terima Kasih Kepada Guruku Menuju Merdeka Belajar
Lomba Blog Satu Guru dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebnagkitan Nasional
Tanpamu apa jadinya aku
Tak bisa baca tulis, mengerti banyak hal
Guruku terima kasihku
Pengertian Guru
Pagiku Cerah Matahari Bersinar
Gendong tas merahku di pundak
Selamat pagi semua, kunantikan dirimu
Di depan kelasku menantikan kami
Guruku tersayang, Guru tercinta
Tanpamu apa jadinya aku
Tak bisa baca tulis, mengerti banyak hal
Guruku terima kasihku
1. Terima Kasih Guruku
1. Terima kasih guruku dimanapun berada doa siswamu selalu menyertaimu. Berbicara menngani guru tidak akan habisnya selagi dunia ini mempunyai lembaga pendidikan. Mulai dari dalam rumah orang tua selalu memberi nasehat dan diringi dengan doa demi putra tercinta. Ucapan terima kasih yang tidak terhingga dari seorang siswa cecara tulus kepada gurunya. Pendidikan dimulai dari dalam kandungan seorang ibu. Ibu mulai melantunkan ayat-ayat suci AL-quran demi sibuah hati.
Guru adalah seseorang yang berada dibagian terdepan. Menuangkan ilmu yang sudah dituntut baik dibangku pelajaran maupun di luar ruangan. pemberian ucapan terima kasih adalah sebagai ungkapan balasan dari seorang siswa kepada guru.
a. Guru berperan sebagai motivator
Peran Seorang Guru Sebagai Motivator – Sejalan dengan pergeseran makna pembelajaran dari pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher oriented) ke pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student oriented), maka peran guru dalam proses pembelajaran pun mengalami pergeseran, salah satunya adalah penguatan peran guru sebagai motivator.
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif.
Dalam perspektif manajemen maupun psikologi, kita dapat menjumpai beberapa teori tentang motivasi (motivation) dan pemotivasian (motivating) yang diharapkan dapat membantu para manajer (baca: guru) untuk mengembangkan keterampilannya dalam memotivasi para siswanya agar menunjukkan prestasi belajar atau kinerjanya secara unggul. Kendati demikian, dalam praktiknya memang harus diakui bahwa upaya untuk menerapkan teori-teori tersebut atau dengan kata lain untuk dapat menjadi seorang motivator yang hebat bukanlah hal yang sederhana, mengingat begitu kompleksnya masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku individu (siswa), baik yang terkait dengan faktor-faktor internal dari individu itu sendiri maupun keadaan eksternal yang mempengaruhinya.
Terlepas dari kompleksitas dalam kegiatan pemotivasian tersebut, dengan merujuk pada pemikiran Wina Senjaya (2008), di bawah ini dikemukakan beberapa petunjuk umum bagi guru dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa
1. Memperjelas tujuan yang ingin dicapai.
2. Membangkitkan minat siswa.
3. Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.
4. Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa.
5. Berikan penilaian.
6. Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.
7. Ciptakan persaingan dan kerja sama.
Di samping beberapa petunjuk cara membangkitkan motivasi belajar siswa di atas, adakalanya motivasi itu juga dapat dibangkitkan dengan cara-cara lain yang sifatnya negatif seperti memberikan hukuman, teguran, dan kecaman, memberikan tugas yang sedikit berat (menantang). Namun, teknik-teknik semacam itu hanya bisa digunakan dalam kasus-kasus tertentu. Beberapa ahli mengatakan dengan membangkitkan motivasi dengan cara-cara semacam itu lebih banyak merugikan siswa. Untuk itulah seandainya masih bisa dengan cara-cara yang positif, sebaiknya membangkitkan motivasi dengan cara negatif dihindari
Peran guru ganda dalam mendidik dan mengarahkan siswa. Guru sebagai motivasi bagi siswa. Zaman mulai merubah anak bangsa kearah yang lebih berkualitas. belajar secara digital merupakan inovasi bagi kemajuan bangsa. Guru diberikan pelatihan mandiri demi kemajuan bangsa Indonesia. Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mengatakan, masih ada guru dan orang tua yang keliru dalam memahamu esensi kebijakan Merdeka Belajar. . “Ada yang mengira kemerdekaan di sini berarti kebebasan untuk melakukan apa pun, bebas mau belajar atau tidak, bebas mau mengerjakan tugas atau tidak. Namun sebenarnya esensi Merdeka Belajar bukan itu,” kata Nadiem, dalam webinar Merdeka Belajar dalam Peta Jalan Pendidikan”, Kamis (24/6/2021). baca: https://nasional.kompas.com/read/2021/06/24/10522821/nadiem-merdeka-belajar.
Sejak dicanangkan oleh Bapak Menteri tentang " Adanya Kurikulum Merdeka Belajar
Guru merupakan profesi yang sangat mulia dengan beban tugas yang tidaklah mudah yakni membentuk generasi bangsa yang lebih berkarakter, terampil, serta memiliki pengetahuan yang luas.
Disisi lain, tantangan guru yang kini harus dihadapi juga dengan semakin maraknya kasus kriminalisasi dan intiminasi terhadap guru tentunya menjadi beban moral tersendiri bagi guru.
Keberadaan kurikulum yang sejatinya lebih terfokus pada sulosi permasalahan dan tantangan yang harus dihadapi oleh guru di Indonesia, justru hanya menambah beban berat guru. Pasalnya, kurikulum pendidikan saat ini hanya berfokus pada beban administrasi guru. Seharusnya kurikulum lebih mengedepankan pada proses pembelajaran agar terbentuk suasana yang menyenangkan sehingga dapat tercapai tujuan pendidikan.
https://www.kompasiana.com/dfjakuhdf/5f4130ead541df2b67602ee2/peran-utama-guru-dalam-penerapan-konsep-merdeka-belajar.
Di era globalisasi saat ini, Indonesia dihadapkan pada dua tantangan yang luar biasa. Pertama, tantangan eksternal dengan hadirnya Revolusi 4.0 yang bertumpu pada cyber-physical system dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin canggih. Sehingga menandai akan munculnya abad yang lebih kreatif dan inovatif. Kedua, tantangan internal yang ditandai dengan melemahnya karakter dan mental anak-anak bangsa Indonesia sebagai dampak maraknya penggunanaan media sosial yang semakin tak terbendung.
Menghadapi tantangan tersebut, tentu harus diimbangi dengan sistem pendidikan yang berkualitas demi terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas pula. Namun sayangnya hingga saat ini sistem pendidikan di Indonesia belum menunjukkan hasil yang signifikan. Merdeka Belajar merupakan terobosan Kemendikbud-ristek untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul melalui kebijakan yang menguatkan peran seluruh insan pendidikan. Kebijakan ini diimplementasikan melalui empat upaya perbaikan. Pertama, perbaikan pada infrastruktur dan teknologi. Kedua, perbaikan kebijakan, prosedur, dan pendanaan, serta pemberian otonomi lebih bagi satuan pendidikan. Transformasi ketiga, yakni perbaikan kepemimpinan, masyarakat, dan budaya. Keempat, melakukan perbaikan kurikulum, pedagogi, dan asesmen. Merdeka Belajar dibagi dalam beberapa episode. Dimulai dari episode pertama, yaitu menghadirkan empat pokok kebijakan agar paradigma tentang cara lama dalam belajar dan mengajar dapat diubah menuju kemajuan. Beberapa wujud dari empat pokok kebijakan itu adalah penghapusan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan mengganti Ujian Nasional (UN) menjadi Asesmen Nasional. Kemudian, ada juga kebijakan penyederhanaan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) serta kebijakan penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang lebih fleksibel.
baca: https://nasional.kompas.com/read/2021/06/24/10522821/nadiem-merdeka-belajar-dirancang-untuk-prioritaskan-kebutuhan-pelajar.https://www.kompasiana.com/dfjakuhdf/5f4130ead541df2b67602ee2/peran-utama-guru-dalam-penerapan-konsep-merdeka-belajar
B. Guru sebagai Pemimpin
Seorang pemimpin pembelajaran diharapkan mampu melakukan pengambilan keputusan berdasarkan prinsip pemimpin pembelajaran, mampu menyadari dan menggunakan prinsip moral dalam melakukan pengambilan keputusan dan mampu menerapkan strategi untuk menghindari adanya isu kode etik kepemimpinan sekolah dan konflik kepentingan.
Lebih mudahnya, guru sebagai pemimpinan pembelajaran diharapkan dapat melakukan, sebagai berikut
- Dapat melakukan praktik keputusan yang berdasarkan prinsip pemimpin pembelajaran.
- Dapat mengidentifikasi jenis-jenis paradigma dilema etika yang dihadapi oleh dirinya sendiri maupun orang lain dan mampu bersikap reflektif, kritis, kreatif, dan terbuka dalam menganalisis dilema tersebut.
- Dapat memilih dan memahami 3 (tiga) prinsip yang dapat dilakukan untuk membuat keputusan dalam dilema pengambilan keputusan.
- Dapat menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang diambil dalam dilema pengambilan keputusan dan bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut. Berikut 6 peran Guru Penggerak dalam program Merdeka Belajar:
- 1, Memberi Motivator dalam peningkatan prestasi akademik siswa
Peran ini merupakan peran yang dimiliki oleh kedua jenis guru, baik itu Guru Penggerak maupun guru dengan definisi baik. Peran mendorong peningkatan prestasi akademik murid selaras dengan tujuan Merdeka Belajar yaitu menciptakan generasi hebat di masa yang akan datang. Peran ini juga sesuai dengan aspek Profil Pelajar Pancasila yang mengharuskan siswa untuk bernalar kritis dan berakhlak mulia agar prestasi akademiknya meningkat.
2. Guru memberikan materi secara kreatif
Guru yang baik mampu menemukan metode yang tepat dalam penyampaian materi belajar, begitu juga Guru Penggerak. Terkadang siswa merasa jenuh ketika bahan ajar yang dijelaskan guru hanya disampaikan dengan metode tradisional semacam penyalinan buku teks. Melalui pengajaran dengan metode yang kreatif, guru secara tidak langsung telah memberi contoh kepada siswa untuk selalu berinovasi dalam mencari ilmu.
3. Mengembangkan Diri Secara Aktif
Mengembangkan diri secara aktif tak hanya menjadi sebuah keharusan untuk siswa, tetapi berlaku juga untuk Guru Penggerak maupun guru dengan definisi baik. Mengembangkan diri secara aktif berarti selalu berinovasi serta mampu berusaha sendiri dalam meningkatkan kemampuan yang dimiliki. Hal ini sejalan dengan salah satu aspek Profil Pelajar Pancasila yaitu mandiri.
4. Mendorong Tumbuh Kembang Murid Secara Holistik
Mulai dari poin ke-4 hingga ke-6 adalah peran yang hanya dimiliki oleh Guru Penggerak. Mereka mendorong tumbuh kembang murid secara holistik mengikuti seluruh aspek Profil Pelajar Pancasila, bukan hanya di kelasnya tetapi juga di kelas lain. Guru Penggerak tidak terpaku dengan kurikulum yang ditentukan. Mereka juga melihat standar pencapaian Profil Pelajar Pancasila dan mencocokkan dengan metode pengajarannya.
5. Menjadi Pelatih (Coach/Mentor) Bagi Guru Lain untuk Pembelajaran yang Berpusat Pada Murid
Guru Penggerak memiliki program untuk melatih potensi mentorshipdan kepemimpinan mereka untuk mampu membantu guru-guru lain. Guru Penggerak memiliki tempat pelatihannya berbentuk sekolah, sehingga para guru yang lulus baru bisa menjadi Guru Penggerak. Jalur karir dari Guru Penggerak yaitu menjadi kepala sekolah, pengawas sekolah, serta instruktur pelatihan guru. Ketiga posisi tersebut membutuhkan skill kepemimpinan yang tinggi.
Guru Penggerak diharapkan mampu untuk melakukan perubahan di masing-masing institusi pendidikan mereka. Dalam mewujudkannya, Kemendikbud akan berkolaborasi dengan semua kepala dinas dan pemerintah daerah untuk memastikan hal ini terjadi, sehingga peran Guru Penggerak dapat mencakup seluruh wilayah Indonesia.
6. Menjadi Teladan dan Agen Transformasi Bagi Ekosistem Pendidikan
Perbedaan yang mendasar dari guru pada umumnya dan Guru Penggerak yaitu besaran dampak yang dibuat. Guru Penggerak diharapkan menjadi teladan dan agen perubahan di dalam ekosistem pendidikan. Mereka harus mempunyai dampak lain selain perubahan positif di kelasnya sendiri. Guru Penggerak harus memberikan dampak kepada guru-guru lain serta dampak kepada sekolahnya. Mereka layaknya lilin/obor perubahan di masing-masing unit pendidikannya, bahkan di luar unit pendidikannya.
Guru Penggerak Adalah Ujung Tombak Reformasi Pendidikan Indonesia
Pak Nadiem berpesan bahwa kepemimpinan adalah segala-galanya bagi masing-masing unit pendidikan kita. Tanpa kepemimpinan, masing-masing unit pendidikan yang kita miliki hanya terpaku pada penyelesaian tugas-tugas struktural saja. Ketika kepala sekolah dan pengawas sekolah dapat berfokus pada kualitas pembelajaran dan peningkatan kemampuan masing-masing guru di sekolahnya, barulah transformasi pendidikan akan terjadi.
disdik@bulelengkab.go.iddisdik@bulelengkab.go.id
Komentar
Posting Komentar