Kekhawatiran Orang Tua telah Terobati

 Matahari mulai naik tepatnya pukul 07.00 WIB. Aku bergegas mempersiapkan peralatan untuk pergi ke ladang. Memasukkan bekal untuk di ladang bila lapar. Anggi anak sulungku tidak suka ke ladang karena ada tugas kuliah yang mau diselesaikan. Dia sibuk membuat skripsi tugas akhir sebentar lagi mau wisuda. Teman seangkatan dia sudah ada yang mau selesai bahkan mau wisuda. Sementara si Anggah mau membantu pekerjaan ayahnya.

Sejak Covid 2 tahun yang lalu kuliah hanya daring. Sampai sekarang belum melanjutkan kuliah yang terbengkalai. Sudah enakan di rumah bebas tugas. Waktu daring ada nilainya yang belum tuntas alias Belum Lengkap (BL) dengan dosen Bahasa Inggris. Sudah dihubungi melalui chatting namun tidak ada respon. Sampai hari ini masih berada di rumah. Si Anggah kuliah di perguruan tinggi swasta di Padang. Menurut gurunya di SD si Anggah adalah anak yang cepat menangkap materi yang diajarkan. Kalau si Abang rajin dan tekun belajar peduli terhadap tugas yang diberikan guru di sekolah. Setiap latihan yang diberikan selalu selesai pada waktunya. Dia selalu mendapat 5 besar di lokalnya.  

Si gadis cantik nomor tiga sibuk bersolek dan bergaul dengan teman cowok nya. Sementara aku ibunya tidak membolehkan si gadis cantik ku terbawa arus kepada pergaulan bebas. Si gadis mulai mencari jati diri siapa yang mau memperhatikanku. Aku coba untuk menasehati agar tidak terbawa arus teman-temannya. Si gadis baru duduk di kelas 11 dengan jurusan IPS. Aku menyuruh dua ambil jurusan IPA agar bisa masuk kuliah dengan jurusan Pertanian. 

Si gadis membalas respon saya bahwa dirinya tidak suka pelajaran IPA. Banyak hafalan bahasa latinnya. Rumusnya lagi ada hitungan-hitungan. Aku jawab dengan nada tegas kalau mau berhasil rajin dan tekun berlatih. Biarlah sakit-sakit dahulu baru bersenang-senang jawabku. Si gadis seperti nya dia memang tidak menyukai jurusan IPA. Saya juga tidak mau memaksakan kehendak saya. Saya hanya memberikan arahan. Lanjutkan lah ke mana keinginan yang  paling menyenangkan. Karena pelajaran ini harus menyenangkan dan memang betul sesuai dengan kemampuan.

Si gadis yang biasanya suka keluar dengan teman sekarang sudah fokus untuk belajar. Karena sebentar lagi kelas 12. Di kelas 12 harus fokus belajar sesuai kemampuan. Aku ingin jadi seorang guru SD. Guru SD muridnya masih anak-anak patuh pada gutu tidak suka melawan. Siswa SD masih menurut apa yang dikatakan gurunya. Si gadis punya Tante anaknya kalau dinasehati mamanya dia tidak mau. Dia bilang, kata ibu guru Caca selesai makan tidak boleh tidur nantik perutnya sakit.  

Si gadis sekarang sudah kuliah di Padang ambil PGSD. Dia kuliah hanya 4 tahun di Padang. Ikut tes PNS Alhamdulillah lulus dan ditempatkan di SDN di kota Padang. Si gadis mulai mengajar di tahun ajaran baru. Di sekolahnya dia sangat disukai oleh Kepala sekolahnya. Si gadis adalah guru termuda di sekolah tersebut. Dia dipercayakan sebagai guru kelas 6. Rekan kerjanya sering datang ke rumah untuk menanyakan kalau ada tugas pelatihan. Guru yang ada di sekolah si gadis sudah senior semua. Melihat kelihaian  si gadis mempergunakan aplikasi banyak yang bertanya. Si gadis tidak sombong mau berbagi ilmu. 

Aku sebagai orang tua sangat bangga dengan dia. Perubahan yang dilakukannya sangat membuat hati saya senang dan tidak menjadi beban lagi. Berkat mau mendengarkan nasehat  dan arahan saya tiap hari si gadis sekarang sudah bisa membahagiakan dirinya. Si Abang membutuhkan bantuan berupa dukungan agar tidak surut mengajukan judul. Setiap judul yang diajukan ke dosen masih belum diterima. 

Sepertinya si Abang kerja keras memperjuangkan judul yang sesuai dengan ranahnya. Akhirnya si Abang berpikir lagi bagaimana maunya judul diterima dengan ACC dosen. Subhanallah ada seorang dosen yang pernah mengambil mata kuliah sama beliau dulu. Bapak tersebut memberikan jalan keluar sebaiknya kamu harus menggambil data tentang  pembuatan KTP yang daerah itu terjadi pemekaran. Sementara saya yang tinggal di daerah itu mau mengurus KTP. Dengan begitu jelas dosen menjelaskan akhirnya Anggi disuruh membuat outline tentang judul yang ada kaitannya. 

Anggi mempersiapkan outline tentang pemekaran daerah yang akan di teliti. Seiring berjalan waktu penulisan sampai ke tahap proposal. Proposal selesai dan di terima untuk melanjutkan ke pengembangan skripsi. Di hari wisuda Anggi sangat berbahagia dengan didampingi saya dan bapaknya. Anggi mendapat nilai sangat memuaskan dengan IPK 3.45. 

Tanpa sepengetahuan Anggi Bapak nya membuat lamaran ke suatu Bank ternama di daerah kami tinggal yaitu Bank BRI, Datang  surat panggilan untuk di tes. Anggi pun mengikuti semua alur perjalanan  tes. Subhanallah dinyatakan lulus dan diterima di sebuah bank BRi di kota Pekanbaru.

Anggi sekarang genap 25 tahun  yang nama orang tua ingin mempunyai cucu. Semasa kuliah Anggi sudah mempunyai teman tetapi tidak terlalu dekat. Karena saya tidak membolehkan anak berpacaran selagi dalam masa sekolah atau dalam belajar. Lain halnya kalau sudah kerja bolehlah berteman agak lebih serius. Dengan arti kata untuk ke arah yang dianjurkan agama yang kita anut yaitu Islam. 

Saya menekankan kepada  Anggi pilihlah agamanya terlebih dahulu. Karena hidup ini tuntunan kita adalah agama. Baik buruknya harus berpedoman kepada agama.



Nama: Nelwiza

Tempat tanggal Lahir   Simpang kacang,     11 Desember 1969

Pendidikan: S.1 IKIP Padang

Pekerjaan : Guru di SMPN 3 Tualang Kab. Siak Riau 

Sudah menulis  5 buku antologi dengan judul Guruku Idolaku adalah  Antologi guru Literasi Indonesia,  Syiar Pantun, dan Ibu Inspirasiku, Melejitkan Potensi Penulis, dan Guru Hebat Inspiratif. Menunggu buku Solo yang sedang dalam proses.

No hp: 082173260633

Email : nelwizaputri@gmail.com

IG: nelwiza11

YouTube: Nelwiza Channel

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pagi yang Sejuk ditemani Air Hujan Membasahi Lokasi Sekolah Kami

Belajar Itu Menyenangkan