Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

 




Narasumber : Susanto, S. Pd

Moderator : Muliadi 

Malam ini belajar menulis gelombang ke -13. Seperti biasanya membagi sesi pertemuan sebagai berikut:

1. Penyajian Materi oleh Narasumber
2. Tanya Jawab
3. Penutup 

Narasumber malam ini adalah seorang guru SD di Kabupaten Musi Rawas  Propinsi Sumatera Selatan. Beliau alumni angkatan 15. Yang di kenal dengan Pak D Susanto. Beliau adalah seorang penulis yang cukup berpengalaman.

Selanjutnya yang membersamai belajar malam ini adalah Bapak Muliadi asal Toli-toli, Propinsi Sulawesi Tengah. Seorang guru SMKN 1 Tolitoli alumni BM angkatan 19. 
Sebuah ungkapan yang bagus sekali, Jika kamu tidak dapat menjelaskan sesuatu dengan sederhana, kamu tidak cukup memahaminya (Albert Einstein). 
Ungkapan tersebut akan menyiratkan tema malam ini. 

Tema malam ini sangat memerlukan untuk mempublikasikan  sebuah tulisan ke media masa. 
1.  Pengertian Proofreading  

Proofreading atau kadang disebut dengan uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan, tujuannya adalah untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut. Jadi, dengan melakukan proofreading,  kesalahan yang dimaksud di sini termasuk kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata dapat diminimalkan.

Prooreading perlu adanya untuk memeriksa apakah tulisan kita layak terbit. Apakah sudah sesuai dengan EYD atau disebut juga jimat seperti yang dipaparkan oleh Pak D Susanto. 
 
2. Apa tugas seorang proofreader 

Proofreader  bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca. Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ia uji-baca bisa diterima logika dan dipahami.   untuk membuat teks mudah dipahami pembaca dan tidak kehilangan substansi awalnya. 

Proofreader harus dapat mengenali:

apakah sebuah kalimat efektif atau tidak
susunannya sudah tepat atau belum
substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak

Narasumber juga memaparkan 
Penulisan kata baku, kata baku dan tidak baku harus diperhatikan dalam membuat sebuah tulisan. 
Seorang penulis harus berlandaskan kepada KUBI.  Penulis mempunyai kamus untuk melihat apakah kata yang ditulis sudah sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. 




 Langkah seorang proofreader

Langkah Pertama
Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian.

Langkah Kedua
Merevisi penggunaan bahasa: kata, frasa dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.

Langkah Ketiga

Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.

Yang keempat

1.  Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit
2.  Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI
3.  Konsistensi nama dan ketentuannya
4.  Perhatikan judul bab dan penomorannya

 Hindari kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan kata yang disingkat.
Kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Narasumber juga memaparkan bagaimana menemukan dan memperbaiki typo dengan mudah adalah buka file, pilih salin terus ke draf google dokumen tempel. 
Ada lagi menu alat, yaitu ejaan dan tata bahasa. Kata -kata yang diberi merah, berarti kata tersebut tidak sesuai dengan ejaan yang benar atau kata baku
 Prooreading sebelum menerbitkan tulisan sangat diperlukan. Tanpa adanya proofreading tulisan akan menemukan berbagai kesalahan. Sebagai contoh ada pertanyaan dan ada cara penyelesaiannya. 

Hanya ini yang dapat saya tangkap belajar malam ini semoga bermanfaat untuk kita semua dan salam literasi.


"maaf" dan "saat" adalah serapan dari bahasa Arab, yang disesuaikan dengan kaidah tulisan bahasa Indonesia, namun pengucapannya masih ikut sana. Kalau tanya kenapa, silakan tanya linguist. Pendidikan saya IT, bukan jurusan sastra dan bahasa. Heran deh sudah jelas-jelas kredensialku bukan di bidang itu, masih saja di-PJ.

Bahasa Indonesia kalau dipikir-pikir, terlalu banyak kata serapan. Dari bahasa Sansekerta, Arab, Cina, Inggris, Belanda, Jawa, Sunda… dan cukup sulit kalau dengan sengaja kita mencari kata-kata mana saja yang murni dari bahasa Melayu. Pernah nonton channel Asian Boss di YouTube?

Foto profil untuk Alex Cheung
Buka di Aplikasi

Proofreading merupakan tahapan penulisan yang sebaiknya tidak Anda lewatkan.

Hanya ini yang saya tangkap belajar malam ini semoga bermanfaat dan salam literasi.




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Resume Mendunia

Rumahku Surgaku

BLOG SUDAH LAMA TIDAK DIGUBRIS