Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie
Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Pertemuan ke- 18, Gelombang 23-24
Hari/Tanggal: Jumat/25 Februari 2022
Pukul :19.00
Narasumber : Raimundus Brian Prasetyawan , S.Pd
Moderator : Rosminiyati
Seperti biasa, kuliah malam ini dibagi menjadi 4 sesi:
1. Pembukaan
2. Pemaparan materi
3. Tanya Jawab
4 . Penutup
Perkara itu, Bapak/Ibu tidak perlu bingung. Semuanya sangat praktis.
Di grup kita ini sudah ada tangan-tangan ahli untuk membantu Bapak/Ibu.
Pada pertemuan sebelumnya ada *Penerbit Kamila Lamongan* ( *Pak Mukminin*) yang sudah memaparkan ketentuannya, ada juga *Bu Kanjeng* yang siap dengan Penerbit *Oase,* dan *Pak Brian* yang sudah memperkenalkan *2 penerbit* rekananan beliau.
Yang terpenting untuk menerbitkan buku, siapkan naskah terbaik Bapak/Ibu.
Karena pertemuan ini sudah *ke-18,* ada baiknya mulai menentukan judul dan _outline_ (daftar isi)-nya.
Selanjutnya, terapkan ilmu yang disampaikan Pak D Susanto dengan memaksimalkan penggunaan *KBBI* dan *PUEBI.*
Jika naskah buku sudah siap, kita harus segera menentukan penerbit untuk menerbitkan buku kita agar pengaturan naskah kita sesuai dengan ketentuan penerbit yang kita pilih terkait *bentuk huruf, spasi, margin, _lay out,_ dll.*
Untuk menambah referensi dalam penerbitan buku, malam ini *Bapak Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd.* akan mengupas tuntas dua penerbit Indie yang menjadi rekanan beliau dengan tema *“Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie”.*
Sosok guru _blogger millennial_ nan ganteng ini lahir di Jakarta, 30 Juni 1992, tinggal di Bekasi, dan berprofesi sebagai guru SDN Sumur Batu 01 Pagi, Jakarta sejak tahun 2015-sekarang. Berbagai capaian telah diraih beliau terkait blog dan tulisan.
Beliau adalah alumnus *Belajar Menulis PGRI gelombang 4* yang mengabdikan diri sebagai pengurus kegiatan Pelatihan Belajar Menulis ini, termasuk menerbitkan sertifikat peserta yang lulus.
Narasumber kita memaparkan bahwa selesai buku yang ditulis tahap selanjutnya menerbitkan buku. Bapak ibu tidak usah pusing karena ada penerbit yang siap membantu yang penerbit indie. Berikut ciri-ciri atau langkahnya.
Bapak Brian menjelaskan perbedaan 2 penerbit rekanan saya tersebut.
Yang saya beri huruf tebal merupakan letak perbedaannya
Berikut ini perbedaan penerbit Depok dan Penerbit Malang
Saya sampaikan juga bahwa penerbit Depok juga ada paket gratis seperti ini. Tapi ada minimal cetak 40 eksemplar. Paket ini biasanya dipakai untuk sekolah yang memang cetak banyak. Sehingga tidak perlu memikirkan biaya penerbitan lagi
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa Penerbit Depok cocok untuk bapak/ibu yang memang hanya sekedar menerbitkan buku saja, dan tidak berencana cetak ulang.
Untuk pribadi saja, sehingga tidak perlu jumlah buku yang banyak ungkap Bapak Brian..
Maka biaya penerbitannya lebih terjangkau. Biaya penerbitan yang terbilang murah, membuat biaya cetak ulang di penerbit depok cukup lumayan.
Penerbit Malang cocok untuk bapak/ibu yang berencana menjual bukunya, karena jumlah buku yang diberikan lebih banyak. Dengan biaya penerbitan 650.000 terhitung lebih hemat. Jika stok buku habis, bisa cetak ulang lagi dengan biaya cetak per buku lebih murah dibanding penerbit depok.
Bagi penulis pemula tentu penerbit indie menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri
Memang kalau di penerbit indie, kita perlu keluar biaya untuk mendapat fasilitas pra cetak penerbitan.
Tapi itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan
Saya sendiri sudah menerbitkan 3 buku solo. Semuanya di penerbit Indie.
ini buku pertama saya
https://www.praszetyawan.com/2020/02/buku-blog-untuk-guru-era-40.html
Ini buku solo kedua
https://www.praszetyawan.com/2020/06/buku-aksi-literasi-guru-masa-kini.html
ini buku solo ketiga
https://www.praszetyawan.com/2020/10/buku-solo-terbaru-menerjang-tantangan.html
Penerbit Indie itu banyak. Maka bapak/ibu perlu pertimbangan dalam memilih penerbit. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penerbit indie.
● Biaya penerbitan
● fasilitas penerbitan
● Batas maksimal jumlah halaman
● Ketentuan dan Biaya cetak ulang
● Apakah dapat Master PDF
● Lama penerbitan
● Jumlah buku yang didapat penulis
Jadi dari awal bapak/ibu harus mengetahui hal-hal tersebut. Jangan sampai baru tahu belakangan
Kadang ada penerbit yang bilang gratis. Tapi kita tidak tahu ketentuan yang belum terungkap. Misalnya ternyata kita tidak dapat cetak bukunya, dapat master PDF saja. Kita mesti cari percetakan sendiri
Atau misalnya gratis tapi harus cetak minimal 20 eksemplar. Kan sama saja ya
1. Kelebihannya adalah biaya cetak ulang yang lebih murah, ada editing, jumlah maksimal halaman lebih banyak (150 halaman A5
Bungkus jadi buku.
BalasHapusSiap bu
Hapusayo terbitkan bukumu.
BalasHapusSiap Om Jay...
HapusTerima kasih supportnya Om Jay
Dijamin terbit bukunya...
BalasHapusAamiin
HapusAsyik tak terasa sdh hampir finish perjalanan menuju buku solo.
BalasHapusWah memng keren tulisan bunda. Sudah ramai aja kunjungan
BalasHapusSemangat, tunggu beberapa langkah lagi kitaa menuju gerbang alumni
BalasHapusmantap selalu bunda.sebentar lagi terbitkan buku
BalasHapusKeren bun👍👍
BalasHapusKeren bun
BalasHapusPenerbitan sudah di ambang pintu
BalasHapusTulusannya semakin keren,tinggal menunggu 2 kali pertemuan sudah terbit buku solonya Bunda Nelwizah ,tetap semangat .
BalasHapusAamiin mudah-mudahan lah bu
HapusSemakin keren.. Mantul Bu lanjut buku Solo
BalasHapusBuku solo segera meluncur buu
BalasHapusSemangat menerbitkan buku
BalasHapus