Kiat Menulis Cerita Fiksi

 Pelatihan Belajar Menulis PGRI 

Gelombang 23-24 

Pertemuan ke- 11,  Selasa 9 Februari 2022 , Pk. 19.00 WIB 

Narasumber; Sudomo, S. PT 

Moderator : Helwiyah 

Tema; Kiat Menulis Cerita Fiksi  




Profil Narasumber kita malam ini  

Nama lengkap: Sudomo, S. Pt  

Nama pena: Memo DM

Tempat, tanggal lahir : Sukoharjo, 27 Maret 1975

Pekerjaan : Guru IPA SMP Negeri 3 Lingsar Lombok Barat

Pendidikan terakhir : S1 Peternakan Universitas Diponegoro 

Nomor HP/W: 08175701827 

Karya yang pernah dipublikasikan diantaranya adalah

Fiksi

Menerbitkan kumpulan flash fiction 123 kata tentang ibu dan perempuan berjudul CERMIN melalui jalur self-publishing di Nulisbuku.com tahun 2011;

Begitu luar biasanya isi biodata narasumber kita malam ini. 

Ibu moderator menjelaskan urutan belajar malam ini sebagai berikut:

1. Pembukaan

2. Paparan materi melalu chat WA grup

3. Tanya jawab

4. Penutup   

Dengan bismillah mulai resume ini saya tulis sesuai yang saya tangkap pada pertemuan k-11 malam ini. Fiksi adalah cerita rekaan yang ditulis oleh pengarang. Cerita fiksi dibuat berdasarkan pengalaman pribadi dan boleh juga cerita yang terdapat di sekitar lingkungan kita.

Saya adalah penulis fiksi. Mungkin saya adalah orang pertama yang menulis resume Kelas Menulis dalam bentuk fiksi, ungkap Bapak narasumber kita malam ini. 

Mengapa Harus Belajar Menulis Fiksi?   

Narasumber kita memaparkan mengapa harus belajar menulis fiksi? karena fsksi salah satu media tempat mencurahkan isi hati seorang penulis kepada si pembaca. Apabila pembaca bisa menikmatinya atau terbawa ikut arus si penulis maka berhasilah si penulis mengajak si pembaca ke dalam sebuah cerita. Untuk lebih jelasnya paparan dari narasumber kita sebagai berikut;

1. Salah satu aspek yang dinilai dalam Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah  Literasi Teks Fiksi . Dengan belajar menulis fiksi, tentu seorang guru akan lebih mudah membuat soal latihan AKM bagi murid-muridnya.

2.  Menulis fiksi merupakan cara asyik untuk menyembunyikan dan menyembuhkan luka. Dengan menulis fiksi, seorang guru bisa menyuarakan isi hatinya melalui tokoh-tokoh yang diciptakannya.

3. Alut/plot yang merupakan struktur rangkaian kejadian dalam cerita. Terdiri dari pengenalan cerita, awal konflik, menuju konflik, konflik/klimaks, dan ending. 

4 Penokohan yang merupakan penjelasan selangkah demi selangkah detail karakter dalam cerita. Bisa digambarkan secara langsung, fisik dan perilaku tokoh, lingkungan, tata bahasa tokoh, dan penggambaran oleh tokoh lain.

5. Latar/setting yang merupakan penggambaran waktu, tempat, dan suasana.

 6.  Sudut pandang yang merupakan cara penulis menempatkan diri. Penggunaan sudut pandang dalam menulis cerita fiksi harus konsisten.  

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menulis cerita fiksi adalah

1.. Niat untuk memulai dan menyelesaikan cerita fiksi. Permasalahan yang dihadapi oleh penulis adalah mengalami kebuntuan ide menyelesaikan tulisan fiksi.

2.  Perbanyak membaca cerita fiksi karya orang lain untuk menambah referensi berupa ide/gagasan/tema, teknik menulis, pemilihan kata, dan gaya penulisan.

3. Terkait ide dan genre. Catat segera ide cerita yang terlintas di kepala agar ide tidak hilang begitu      saja. Pilih genre yang disukai dan kuasai.

4. Outline/kerangka karangan.   

Outline adalah melakukan riset. Riset bisa dilakukan melalui literatur terkait atau wawancara. Tujuannya agar apa yang kita tulis itu sesuai, terutama menyangkut kedaerahan. Khusus dalam menulis cerita rakyat, bisa saja langsung berkreasi dengan ide pokok. Tenang saja meskipun sudah banyak ditulis, tetapi setiap penulis memiliki gaya khasnya. Selain itu, cerita rakyat belum tentu kebenarannya. Penulis pun bisa melakukan dekonstruksi. 

2. Dalam penulisan novel jika berdasarkan kehidupan nyata perlu meminta izin. Hal ini selain terkait etika juga menyangkut royalti jika dikomersialkan. Namun, hal ini tidak mutlak. Bisa saja tanpa izin menggunakan nama jika memang murni cerita fiksi berdasarkan imajinasi.

3. Sudut pandang akan lebih mudah jika ditentukan dari awal menulis. Hal ini akan membuat lebih konsisten dalam menggunakannya.

a.  Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi

b. Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi

c. Membuat premis sesuai tema

d. Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya

e. Menentukan penokohan kuat berdasarkan

jenis dan teknik penggambaran watak tokoh

dengan baik

f. Menentukan latar/setting dengan

menunjukkan sisi eksotis dan detail

g.  Memilih sudut pandang penceritaan yang unik

5. Mulailah menulis. 

Membuka cerita dengan baik (dialog, kutipan, kata unik, konflik)

- Melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan

baik dengan cara memaparkan secara jelas

kepada pembaca

- Menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh

- Menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi

- Memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas

- Memperkuat tulisan dengan pemilihan kata (diksi)

-Membuat ending yang baika

6. Lakukan swasunting. 

Dilakukan setelah selesai menulis;

- Jangan menulis sambil mengedit;

- Memfokuskan penyuntingan pada kesalahan

pengetikan, pemakaian kata baku dan istilah, 

aturan penulisan, ejaan, dan logika cerita;

- Usahakan menempatkan diri pada posisi

sebagai penyunting agar tega menyunting

tulisan sendiri;

- Untuk menulis kita jangan lupakan ke mana landasannya yaitu menyiapkan KBI ( Kamus Besar Bahasa) dan berpedoman kepada ejaan yang disempurnakan.  Cukup sampai di sini resume tentang kiat menulis cerita fiksi malam ini semoga bermanfaat dan salam literasi untuk kita semua.



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Resume Mendunia

Rumahku Surgaku

BLOG SUDAH LAMA TIDAK DIGUBRIS