Mengajar Bagiku sangat Menyenangkan

                            


     Pikiranku kembali membuka  memori tiga puluh tahun yang lalu tentang  kesukaanku menjadi seorang guru. Mulai dari menginjakkan kaki di sekolah duduk melipat tangan di atas meja, kami  sebangku lima orang ada yang berempat satu bangku. Berbeda dengan siswa saat ini hanya sebangku satu orang karena masih dalam situasi pandemi. Belum sepenuhnya belajar tatap muka.




     Berbeda dengan sekarang apa lagi dimasa covid 19 ini satu bangku hanya satu orang. Peserta didik datang ke sekolah memperhatikan prokes seperti memakai masker, mencuci tangan,  dan menjaga jarak. 

    Apa lagi yang mengajar adalah guru yang baik sangat perhatian itu merupakan motivasi saya untuk menjadi seorang guru sangat tinggi sekali. Kinginan menjadi seorang guru merupakan cita-cita saya dari sekolah dasar. Akhirnya cita-cita itu tercapai, terima kasih ya Allah. Setelah lulus SDN masuk ke SMPN, dan langsung ke SMAN. Subhanallah lulus masuk perguruan tinggi negeri. Waktu itu aku memilih jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di IKIP Padang. 

    Setelah duduk di bangku kuliah hati ini rasanya senang sekali karena jurusannya sangat disukai pula. Pucuk dicinta ulam tiba seperti pribahasa yang artinya mendapatkan keuntungan lebih dari apa yang diharapkan.  Seiring berjalannya waktu tidak terasa duduk di Perguruan Tinggi begitu cepatnya. KKN dijalani selama 2,5 bulan tepatnya di Kota Batiah kota Payakumbuh tepatnya di Tanjung Jati. Setelah selesai KKN langsung Praktik Lapangan (PPL) di SMAN 2 X 11 Enam Lingkung, Padang Pariaman. PLL selama 2 bulan sambil menyelesaikan mata kuliah. Terakhir aku menyusun skripsi dengan judul "Relegiusitas Islam dalam  Puisi-puisi Bosnia". 

    Akhirnya kuliah selesai selama delapan semester, sambil menunggu waktu wisuda sarjana aku diajak oleh teman bernama Hilma Novialira untuk mengajar di PONPES KHAIRA UMMAH di Tunggul Hitam Padang. Waktu itu aku sangat bangga sekali dapat mengajar langsung yang dekat pula dari tempat kos. Setelah sebulan menggajar aku menerima honor sekitar 350 000; rupiah waktu itu.  Hatiku sangat senang dan aku kirimkan sama ibuku ke kampung saking senangnya. Ibuku terharu dan menangis menerima uangnya.  

    Tepat bulan April 1994 aku diwisuda  dan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Waktu wisuda keluarga datang semuanya dan tidak terkecuali orang tuaku yang laki-laki. Bapakku datang dari Malaysia mendampingiku wisuda tahun itu. Lengkap sudahlah kebahagiaan di masa itu. Selesai wisuda bapakku langsung balik ke negeri jiran. 

    Tinggallah aku kembali bersama ibu dan adik tersayangku untuk melanjutkan kehidupan. Aku tetap mengajar di ponpes dan di tambah lagi di SMU PERTI di Padang. Tahun 1995 aku ikut tes S.2 di Paska Sarjana IKIP dan lulus. Waktu itu kebetulan uang semesternya 800.000 rupiah persemester. Karena mengingat dan menimbang adikku mau kuliah juga akhirnya aku undur diri tidak jadi melanjutkan ke S.2. Itu pun adik laki-lakuku tidak jadi kuliah karena tidak lulus UNAND Padang. Dia ingin mengambil jurusan Hukum, padahal dia lulus IAIN Imam Bonjol tapi tidak diambilnya. Hilanglah kesempatanku sementara adik laki-lakiku itupun tidak jadi pula kuliah, Aku sedih karena kesempatanku hilang untuk kuliah di Paska Sarjana. 

     Adikku bernama Iznil Hamdi karena tidak menang masuk perguruan tinggi yang disukainya, dia kami berdua dengan adik no dua bernama Fitriza mengantar masuk AL di Teluk Bayur. Tes pertama lulus, besoknya tes kedua juga lulus. Dia sangat bangga sekali memberitahu bahwa aku lulus. Dalam pengumuman ditulis bahwa yang lulus nantik berangkat untuk melanjutkan pendidikan ke Al Malang. Ada dua grup, grup pertama berangkat naik kapal tengker dan grup kedua naik pesawat. Entah apa sebab dan musababnya adikku gagal berangkat karena gigi gerahamnya ada yang rusak. 

Petugas sebelumnya sudah memberi tahu nantik giginya diperbaiki di Malang saja. Awalnya aku sebagai kakak sudah mengingatkan bahwa nanti pulang ke kampung gigimu harus ditambal ya di Puskesmas. Dia menjawab ia, nantik di rumah ditambal. Tapi nasihat kakaknya tidak dihiraukan akhirnya dia menyesal dan tidak jadi berangkat.

     Akhirnya adikku pergi ikut mendaftar ke negeri Jiran sebagai TKW di Malaysia.

    Hari demi hari dan tahun berlalu sekarang ini aku sudah menjadi guru di sekolah negeri yang aku cintai. Karena pengabdianku sudah lama dan sudah 24 tahun berkeluarga mempunyai empat orang putra tersayang. Sampai sekarang saya masih mengajar dengan senang hati dan tidak merasa menjadi beban. Mengajar adalah pekerjaan yang sangat aku cita-citakan dari kecil bahkan kalau ada libur badan ini terasa sakit. Kalau sudah mulai lagi masuk sekolah badan ini terasa sehat dan bersemangat kembali. Karena pekerjaan yang disenangi itu akan menjadi obat.



Perawang, 19012022

Nelwiza, S, Pd

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumahku Surgaku

Pemasaran Buku

Membuat Resume Mendunia